Sejarah Kerajaan Indonesia: Cikal Bakal Kebesaran Negeri Maritim

Sejarah Kerajaan Indonesia: Cikal Bakal Kebesaran Negeri Maritim – Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan sejarah panjang yang dipenuhi peradaban besar dan kerajaan-kerajaan yang berjaya di berbagai masa. Sebelum terbentuknya negara modern seperti sekarang, kepulauan Nusantara telah dihuni oleh berbagai kerajaan yang memainkan peran penting dalam membentuk identitas bangsa.

Dari Sriwijaya di barat hingga Majapahit di timur, kerajaan-kerajaan ini tidak hanya membangun sistem pemerintahan dan perdagangan yang maju, tetapi juga menjadi pusat penyebaran agama, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan. Sejarah kerajaan di Indonesia menjadi cikal bakal kebesaran bangsa maritim yang disegani di kawasan Asia Tenggara.


Awal Mula dan Perkembangan Kerajaan di Nusantara

Sejarah kerajaan di Indonesia bermula jauh sebelum abad ke-7 Masehi. Bukti-bukti arkeologis seperti prasasti, arca, dan naskah kuno menunjukkan bahwa peradaban Nusantara sudah mengenal sistem pemerintahan, perdagangan, dan keagamaan yang kompleks sejak masa awal Masehi.

1. Kerajaan Kutai Martadipura: Kerajaan Tertua di Indonesia

Kerajaan Kutai Martadipura yang berdiri di Kalimantan Timur dianggap sebagai kerajaan tertua di Indonesia. Berdasarkan Prasasti Yupa yang ditemukan di daerah Muara Kaman, kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke-4 Masehi.

Raja Mulawarman dikenal sebagai penguasa terbesar Kutai. Dalam prasasti, ia disebut sebagai raja dermawan yang memberikan banyak persembahan kepada para brahmana. Hal ini menunjukkan bahwa agama Hindu telah berpengaruh kuat pada masa itu.

Kutai menandai awal berkembangnya budaya tulis dan sistem pemerintahan berbasis agama di Nusantara. Meski tidak banyak peninggalan fisiknya, Kutai menjadi tonggak penting yang menandai lahirnya peradaban kerajaan di Indonesia.

2. Kerajaan Tarumanegara: Pusat Hindu di Jawa Barat

Sekitar abad ke-5 Masehi, di wilayah Jawa Barat berdiri Kerajaan Tarumanegara yang dipimpin oleh Raja Purnawarman. Prasasti-prasasti seperti Prasasti Ciaruteun dan Tugu menjadi bukti kemajuan kerajaan ini.

Tarumanegara dikenal sebagai kerajaan bercorak Hindu Wisnu yang kuat, dengan wilayah kekuasaan mencakup sebagian besar pantai utara Jawa. Purnawarman terkenal karena kebijakannya membangun irigasi dan jalan-jalan yang mendukung aktivitas ekonomi.

Kejayaan Tarumanegara menjadi pondasi awal berkembangnya kerajaan-kerajaan Hindu di Jawa, yang kelak melahirkan peradaban besar di masa berikutnya.

3. Sriwijaya: Kerajaan Maritim yang Mendunia

Memasuki abad ke-7, berdirilah Kerajaan Sriwijaya di wilayah Sumatera bagian selatan, dengan pusatnya di sekitar Palembang. Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara pada masanya.

Berbeda dari kerajaan sebelumnya yang bercorak agraris, Sriwijaya membangun kekuatannya melalui perdagangan laut dan penguasaan jalur pelayaran internasional di Selat Malaka. Posisi strategis ini menjadikan Sriwijaya pusat perdagangan dan pelabuhan utama bagi pedagang dari India, Tiongkok, hingga Arab.

Selain perdagangan, Sriwijaya juga menjadi pusat pendidikan agama Buddha. Banyak pendeta dan pelajar dari berbagai negara datang ke Sriwijaya untuk belajar ajaran Buddha Mahayana. Seorang biksu terkenal dari Tiongkok, I-Tsing, bahkan mencatat bahwa Sriwijaya adalah tempat belajar yang sangat maju pada abad ke-7.

Kejayaan Sriwijaya bertahan selama beberapa abad sebelum akhirnya melemah akibat serangan dari Kerajaan Chola (India) dan munculnya kerajaan-kerajaan baru di Jawa serta Sumatera bagian utara.


Masa Keemasan dan Lahirnya Kerajaan Besar di Nusantara

Setelah masa Sriwijaya, peradaban kerajaan di Indonesia terus berkembang pesat. Wilayah Nusantara memasuki masa keemasan dengan munculnya kerajaan-kerajaan besar yang memiliki pengaruh kuat, baik di bidang politik, ekonomi, maupun kebudayaan.

1. Kerajaan Mataram Kuno: Kejayaan Hindu-Buddha di Jawa

Kerajaan Mataram Kuno berdiri di Jawa Tengah sekitar abad ke-8 Masehi. Kerajaan ini mengalami dua fase besar: masa pemerintahan Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Buddha.

Dari masa inilah lahir berbagai karya arsitektur monumental yang hingga kini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Kalasan. Keberadaan candi-candi ini tidak hanya menunjukkan kemajuan seni dan teknologi, tetapi juga mencerminkan keharmonisan dua agama besar, Hindu dan Buddha, di masa lalu.

Kerajaan Mataram Kuno juga dikenal sebagai pusat kebudayaan dan sastra Jawa. Banyak prasasti dan naskah kuno yang ditemukan, menandakan tingkat literasi dan sistem administrasi yang sudah maju.

2. Kerajaan Kediri dan Singhasari: Jalan Menuju Majapahit

Setelah Mataram Kuno runtuh, muncul kerajaan-kerajaan baru di Jawa Timur seperti Kediri dan Singhasari. Kediri dikenal sebagai kerajaan agraris makmur yang memproduksi hasil bumi melimpah dan aktif dalam perdagangan rempah.

Karya sastra besar seperti Kakawin Bharatayudha dan Smara Dharma lahir pada masa Kediri, menandai puncak kebudayaan sastra Jawa Kuno.

Sementara itu, Kerajaan Singhasari di bawah kepemimpinan Raja Kertanegara dikenal berambisi menyatukan seluruh Nusantara. Ia menjadi raja pertama yang menggagas konsep politik “Cakrawala Mandala Dwipantara” — cita-cita menyatukan pulau-pulau di bawah satu kekuasaan.

3. Majapahit: Simbol Kebesaran Nusantara

Puncak kejayaan kerajaan di Indonesia terjadi pada masa Kerajaan Majapahit, yang berdiri pada abad ke-13 hingga ke-15 Masehi. Didirikan oleh Raden Wijaya dan mencapai masa keemasan di bawah pemerintahan Hayam Wuruk serta patih Gajah Mada, Majapahit menjadi kerajaan terkuat di Asia Tenggara.

Majapahit dikenal memiliki sistem pemerintahan yang teratur, diplomasi yang kuat, dan armada laut yang tangguh. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh Nusantara, bahkan menjalin hubungan dagang dengan Tiongkok dan India.

Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada menjadi simbol semangat persatuan yang kelak menginspirasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Majapahit juga melahirkan warisan budaya yang luar biasa, seperti seni ukir, arsitektur candi, dan sastra klasik Negarakertagama karya Mpu Prapanca.

Kejatuhan Majapahit pada akhir abad ke-15 menandai berakhirnya era kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, sekaligus membuka babak baru dalam sejarah — yaitu masa berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam.


Peralihan ke Era Islam dan Lahirnya Kerajaan Maritim Baru

Masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke-13 membawa perubahan besar dalam sejarah kerajaan di Indonesia. Pusat-pusat kekuasaan baru muncul di daerah pesisir yang ramai oleh aktivitas perdagangan internasional.

Kerajaan Samudera Pasai di Aceh menjadi kerajaan Islam pertama di Indonesia. Disusul kemudian oleh Kesultanan Malaka, Demak, Banten, Ternate, dan Tidore yang menguasai perdagangan rempah di Maluku.

Kerajaan-kerajaan Islam ini meneruskan tradisi maritim Sriwijaya dan Majapahit. Mereka memadukan kekuatan ekonomi perdagangan dengan pengaruh agama dan kebudayaan Islam yang berkembang pesat. Hasilnya, Nusantara menjadi pusat interaksi budaya antara Timur Tengah, India, Tiongkok, dan Eropa.


Kesimpulan

Sejarah kerajaan di Indonesia merupakan cermin dari perjalanan panjang bangsa yang kaya budaya dan nilai-nilai luhur. Dari Kutai hingga Majapahit, dari Samudera Pasai hingga Demak, setiap kerajaan meninggalkan jejak kebesaran yang membentuk identitas bangsa Indonesia saat ini.

Kejayaan masa lalu menunjukkan bahwa Nusantara telah lama menjadi pusat peradaban maritim yang kuat, tempat bertemunya berbagai bangsa dan budaya. Semangat persatuan, toleransi, dan keterbukaan yang diwariskan oleh kerajaan-kerajaan terdahulu menjadi pondasi penting bagi Indonesia modern.

Dengan memahami sejarah kerajaan di Indonesia, kita tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga belajar tentang jati diri sebagai bangsa besar yang lahir dari samudra, kebudayaan, dan semangat persatuan yang tak tergoyahkan.

Scroll to Top