Mengulik Sejarah Masjid Agung Demak, Warisan Wali Songo

Mengulik Sejarah Masjid Agung Demak, Warisan Wali Songo – Masjid Agung Demak adalah salah satu peninggalan sejarah Islam tertua di Jawa dan menjadi simbol kejayaan penyebaran agama Islam di Nusantara. Dibangun sekitar abad ke-15 oleh Wali Songo, masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat dakwah, pendidikan, hingga pusat politik pada masa Kesultanan Demak. Keberadaannya menjadikan Masjid Agung Demak sebagai salah satu ikon sejarah yang terus dilestarikan hingga kini.


Sejarah Berdirinya Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak diperkirakan berdiri pada tahun 1474 M, pada masa pemerintahan Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak. Kesultanan Demak sendiri merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang berkembang pesat setelah runtuhnya Majapahit. Sebagai pusat kekuasaan Islam, Demak membutuhkan sebuah masjid besar yang berfungsi sebagai tempat ibadah sekaligus pusat kegiatan keagamaan dan politik.

Menurut berbagai catatan sejarah, pembangunan Masjid Agung Demak dipimpin langsung oleh para Wali Songo. Setiap wali memiliki peran masing-masing, baik dalam hal arsitektur maupun makna filosofis yang tertanam pada bangunan. Hal ini membuat Masjid Agung Demak bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga sarat nilai spiritual dan budaya.

Ada pula legenda populer yang menceritakan bahwa salah satu tiang utama masjid, yang dikenal dengan nama Saka Tatal, dibuat dari potongan kayu yang disatukan oleh Sunan Kalijaga. Meskipun berbeda dengan tiang lain yang terbuat dari kayu utuh, saka ini tetap kokoh dan hingga kini menjadi simbol kebersamaan serta kreativitas Wali Songo dalam membangun tempat ibadah.

Selain sebagai tempat shalat, Masjid Agung Demak juga digunakan sebagai pusat penyebaran Islam. Dari sinilah ajaran Islam tersebar ke berbagai wilayah Jawa dan Nusantara. Fungsinya sebagai pusat kegiatan politik juga tidak bisa dilepaskan, karena pada masa itu masjid sekaligus menjadi tempat musyawarah penting bagi Kesultanan Demak dalam mengambil keputusan besar.


Arsitektur dan Filosofi Masjid Agung Demak

Salah satu hal yang membuat Masjid Agung Demak istimewa adalah arsitekturnya yang penuh makna. Tidak seperti masjid bergaya Timur Tengah dengan kubah besar, masjid ini justru mengadopsi bentuk khas arsitektur Jawa. Hal ini menunjukkan adanya akulturasi budaya antara tradisi lokal dengan nilai-nilai Islam.

1. Atap Tumpang Tiga

Ciri khas utama Masjid Agung Demak adalah atapnya yang berbentuk tumpang tiga. Bentuk ini melambangkan tiga tahapan dalam kehidupan spiritual manusia: iman, Islam, dan ihsan. Selain itu, bentuk tumpang juga mencerminkan falsafah Jawa tentang tingkatan kehidupan menuju kesempurnaan.

2. Saka Guru dan Saka Tatal

Di dalam masjid terdapat empat tiang utama yang disebut saka guru. Tiang ini menopang seluruh bangunan masjid dan masing-masing dipercaya memiliki keterkaitan dengan peran Wali Songo. Salah satu tiang, yakni Saka Tatal, menjadi paling terkenal karena dibuat dari potongan kayu kecil yang disatukan. Filosofinya adalah bahwa kebersamaan dapat menciptakan kekuatan besar, meski dari hal-hal kecil.

3. Mihrab dan Mimbar

Mihrab masjid ini juga menyimpan nilai sejarah. Konon, bentuk mihrab melambangkan perahu, yang menandakan bahwa Islam di Jawa disebarkan melalui jalur laut. Mimbar yang digunakan khatib juga masih mempertahankan bentuk aslinya, sehingga pengunjung dapat merasakan nuansa sejarah yang kuat.

4. Pintu Bledeg

Masjid ini memiliki pintu unik bernama Pintu Bledeg. Konon pintu tersebut dibuat oleh Ki Ageng Selo, seorang tokoh sakti yang mampu menangkap petir. Ukiran pada pintu ini sangat indah, dengan motif flora dan fauna yang menggambarkan keterampilan seni tinggi pada masa itu.

5. Serambi dan Makam

Masjid Agung Demak juga memiliki serambi yang luas, sering digunakan untuk pengajian atau pertemuan jamaah. Di sekitar masjid terdapat kompleks makam, termasuk makam Raden Patah dan beberapa tokoh penting Kesultanan Demak. Hal ini menambah nilai sejarah sekaligus menjadikan masjid sebagai destinasi ziarah religi.


Peran Masjid Agung Demak dalam Perkembangan Islam

Selain sebagai bangunan bersejarah, Masjid Agung Demak juga memiliki peran besar dalam perjalanan Islam di Indonesia.

1. Pusat Dakwah Islam

Masjid ini menjadi pusat aktivitas dakwah yang dipimpin oleh Wali Songo. Dari sinilah ajaran Islam disebarkan ke berbagai wilayah di Jawa, dengan pendekatan yang lembut dan akulturatif. Melalui seni, budaya, dan tradisi lokal, ajaran Islam diterima dengan lebih mudah oleh masyarakat.

2. Pusat Pendidikan

Masjid juga berfungsi sebagai tempat belajar agama. Santri-santri dari berbagai daerah datang untuk menimba ilmu dari para wali dan ulama. Sistem pendidikan yang dibangun kemudian menjadi cikal bakal tradisi pesantren di Jawa.

3. Pusat Politik Kesultanan Demak

Sebagai masjid kerajaan, Masjid Agung Demak juga digunakan untuk musyawarah penting. Keputusan politik, strategi perdagangan, hingga rencana perang sering dibicarakan di dalam masjid. Dengan demikian, masjid tidak hanya menjadi simbol keagamaan, tetapi juga pusat kekuatan politik.

4. Destinasi Wisata Religi

Kini, Masjid Agung Demak tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga destinasi wisata religi. Banyak peziarah datang untuk beribadah sekaligus mengenang jasa para wali. Keunikan arsitektur dan nilai sejarahnya menjadikan masjid ini daya tarik wisata budaya dan religi yang penting bagi Indonesia.


Kesimpulan

Masjid Agung Demak bukan sekadar bangunan bersejarah, melainkan simbol besar penyebaran Islam di Nusantara. Dibangun oleh para Wali Songo, masjid ini sarat makna spiritual, budaya, dan politik. Arsitekturnya yang khas Jawa, lengkap dengan atap tumpang tiga, saka guru, hingga pintu Bledeg, menunjukkan betapa kuatnya akulturasi budaya dalam perjalanan Islam di Jawa.

Sebagai pusat dakwah, pendidikan, dan politik Kesultanan Demak, masjid ini memiliki peran strategis yang tak ternilai. Hingga kini, Masjid Agung Demak tetap berdiri kokoh, menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah bangsa, sekaligus destinasi religi yang memperkaya khazanah budaya Indonesia.

Melalui pemeliharaan dan pelestarian, Masjid Agung Demak akan terus menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang—sebuah simbol bahwa iman, kebersamaan, dan budaya dapat bersatu membentuk peradaban yang agung.

Scroll to Top