Sejarah Kerajaan Kediri dan Masa Kejayaannya

Sejarah Kerajaan Kediri dan Masa Kejayaannya – Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur yang berkembang pada abad ke-11 hingga awal abad ke-13 Masehi. Kerajaan ini berdiri setelah berakhirnya era Kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Raja Airlangga.

Setelah Airlangga wafat sekitar tahun 1042 M, ia membagi kerajaannya menjadi dua untuk menghindari perebutan takhta di antara dua putranya. Kedua kerajaan tersebut adalah Janggala yang berada di wilayah timur, dan Panjalu (yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Kediri) di wilayah barat dengan pusat pemerintahan di Daha, sebuah kota yang kini berada di Kediri, Jawa Timur.

Sejak saat itu, Kediri berkembang menjadi kerajaan yang cukup kuat, terutama dalam bidang pertanian, perdagangan, dan kebudayaan. Kediri dikenal memiliki kondisi tanah yang subur di lembah Sungai Brantas sehingga hasil pertaniannya melimpah. Selain itu, lokasi Kediri yang strategis membuatnya menjadi pusat perdagangan, khususnya perdagangan beras, rempah-rempah, serta hasil bumi lainnya.

Kerajaan Kediri mulai dikenal luas pada masa pemerintahan Raja Jayabaya (1135–1157 M), yang dianggap sebagai salah satu raja terbesar Kediri. Di bawah kepemimpinannya, Kediri mengalami kemajuan pesat, baik dari segi politik, ekonomi, maupun kebudayaan.

Masa Kejayaan di Bawah Raja Jayabaya

Kejayaan Kerajaan Kediri mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Raja Jayabaya. Nama Jayabaya begitu melegenda, bukan hanya sebagai raja yang adil, tetapi juga karena ramalannya yang dikenal dengan sebutan Jangka Jayabaya. Ramalan ini berisi tentang masa depan tanah Jawa dan hingga kini masih menjadi bagian dari budaya Jawa.

Di masa Jayabaya, Kerajaan Kediri memiliki sistem pemerintahan yang teratur dengan pejabat-pejabat yang mengurus berbagai bidang, seperti pertanian, perdagangan, hingga keamanan. Kediri juga memiliki angkatan perang yang cukup kuat, baik di darat maupun di sungai. Sungai Brantas yang mengalir di wilayah Kediri dimanfaatkan sebagai jalur transportasi utama untuk perdagangan.

Dalam bidang ekonomi, Kediri dikenal sebagai kerajaan agraris-maritim. Pertanian menjadi tumpuan utama dengan hasil utama berupa padi. Selain itu, perdagangan juga berkembang pesat karena Kediri menjalin hubungan dengan pedagang dari luar Jawa, termasuk pedagang dari India dan Tiongkok. Komoditas seperti beras, rempah-rempah, dan hasil hutan menjadi barang dagang yang laku di pasar internasional.

Di bidang kebudayaan, Kediri meninggalkan warisan berupa karya sastra yang monumental. Salah satu karya sastra besar yang lahir pada masa Kediri adalah Kakawin Bharatayuddha, sebuah karya sastra berbahasa Jawa Kuno yang ditulis oleh Mpu Sedah dan dilanjutkan oleh Mpu Panuluh. Karya ini menceritakan kisah perang antara Pandawa dan Kurawa dalam epos Mahabharata, tetapi diadaptasi ke dalam konteks budaya Jawa.

Selain Bharatayuddha, terdapat pula karya lain seperti Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Smaradhana yang memperlihatkan kemajuan sastra pada masa itu. Hal ini membuktikan bahwa Kediri tidak hanya maju secara politik dan ekonomi, tetapi juga menjadi pusat perkembangan budaya dan sastra Jawa Kuno.

Dalam bidang religi, masyarakat Kediri menganut agama Hindu dan Buddha, meskipun pengaruh Hindu, terutama aliran Siwa, lebih dominan. Hal ini tercermin dari peninggalan berupa arca dan prasasti yang ditemukan di wilayah Kediri dan sekitarnya.

Setelah masa pemerintahan Jayabaya, Kediri tetap eksis, meskipun perlahan mengalami kemunduran. Raja-raja penerus Jayabaya tidak mampu mempertahankan kejayaan yang sama. Pada abad ke-13, kekuasaan Kediri melemah dan akhirnya takluk oleh Kerajaan Singasari di bawah pimpinan Ken Arok.

Kesimpulan

Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan besar dalam sejarah Indonesia yang berpusat di Jawa Timur. Kerajaan ini lahir dari pembagian kerajaan Kahuripan oleh Raja Airlangga dan berkembang pesat terutama di bawah kepemimpinan Raja Jayabaya.

Kediri mencapai puncak kejayaan dalam bidang pertanian, perdagangan, sastra, dan budaya. Karya-karya sastra besar seperti Kakawin Bharatayuddha menjadi bukti kemajuan intelektual masyarakat Kediri. Ramalan Jayabaya juga menjadi bagian penting dari warisan budaya Jawa hingga saat ini.

Meskipun akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh Singasari, Kerajaan Kediri tetap dikenang sebagai salah satu kerajaan Hindu terbesar di Jawa. Jejak sejarah dan kebudayaannya masih dapat ditemukan dan menjadi bukti betapa kaya warisan peradaban Nusantara.

Scroll to Top